News

Usai PON XXI, Gepeng Kembali Marak di Banda Aceh

472
×

Usai PON XXI, Gepeng Kembali Marak di Banda Aceh

Sebarkan artikel ini
Seorang gepeng dengan kondisi disabilitas ngemis di Simpang Surabaya, Kota Banda Aceh, Selasa (8/10/2024). FOTO/ ILHAM RAMADANI

*Beroperasi Sejak Pagi Hingga Sore

posaceh.com, Banda Aceh – Usai pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI, fenomena pengemis dan gelandangan (gepeng) kembali terlihat marak di beberapa titik persimpangan di Kota Banda Aceh. Keberadaan mereka mencuri perhatian warga dan para pengendara yang melintas, khususnya di kawasan persimpangan, misalnya Simpang Surabaya, yang menjadi salah satu pusat aktivitas para gepeng tersebut.

Seorang pedagang Isma (35) mengungkapkan, aktivitas para gepeng ini berlangsung dari pagi hingga sore hari, dengan berbagai kondisi pengemis yang bergantian. “Setiap hari saya melihat mereka mengemis dari pagi sampai sore. Ada yang anak kecil, ibu-ibu, bahkan bapak-bapak. Ada juga yang disabilitas, bahkan ada yang memakai kostum badut,” ucapnya, di Simpang Surabaya, Kota Banda Aceh, Selasa (8/10/2024) siang.

Ia merasa dilema saat melihat anak-anak kecil yang dibawa oleh orang tuanya untuk mengemis. “Kadang kita bingung, mau memberi atau tidak. Kalau lihat anaknya, kasihan, tapi kalau ingat orang tuanya yang mengantar anaknya buat ngemis, kita jadi ragu. Apalagi kalau lihat orang tuanya pakaiannya bagus,” ujar Isma.

“Tidak hanya di persimpangan, beberapa gepeng juga kerap mengemis dari kedai ke kedai dan biasanya sekitar jam 4 atau jam 5 sore,” tambahnya.

Di sisi lain, Seorang pengendara, Rahmat mengatakan, fenomena gepeng ini tidak hanya terjadi di Simpang Surabaya. Beberapa persimpangan lainnya, seperti di Simpang Lampriet, Jambo Tape, dan Simpang Lima, hingga Simpang Dodik di Lamteumen juga menjadi lokasi yang kerap dijadikan tempat mengemis.

“Fenomena seperti ini sudah sering kita lihat dibeberapa persimpangan, baik di Banda Aceh maupun di sejumlah persimpangan di Aceh Besar saat kita lalui,” terangnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Banda Aceh maupun Aceh Besar dapat segera menertibkan aktivitas para gepeng ini. Selain mengganggu ketertiban umum, keberadaan gepeng juga dikhawatirkan mempengaruhi citra Kota Banda Aceh maupun Aceh Besar di mata para wisatawan.

“Kami harap, ada penertiban dari pihak pemerintah, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun Dinas Sosial. Selain tidak nyaman dilihat, ini juga bisa mempengaruhi citra kota di mata wisatawan,” pungkasnya.(Ilham Ramadani)