Kuliah Bukan Sekadar untuk Selembar Ijazah

  • Bagikan

Oleh: Muhammad Syarif

Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

posaceh.com, Banda Aceh – Memperoleh ijazah, inilah yang menjadi alasan banyak mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya. Orang tua juga harus mempunyai biaya yang cukup, bahkan maksimal untuk penyelesaian pendidikan anaknya di bangku perguruan tinggi supaya mendapatkan selembar ijazah.

Untung-untung berkesempatan melanjutkan kuliah dengan beasiswa sebagaimana yang dirasakan oleh sebagian penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Bagi yang tidak mampu secara finansial, tentu mengecap pendidikan di perguruan tinggi hanyalah sekadar mimpi semata.

Pertanyaannya sekarang adalah sudahkah kita merasa cukup bernilai dengan hanya target semata untuk mendapatkan gelar akademik dan memperoleh selembar ijazah? Saya rasa tidak, karena sebenarnya ijazah hanyalah “selembar kertas” sebagai tanda bukti bahwa kita sudah pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Umumnya pandangan sebagian besar masyarakat kita bahwa selembar ijazah pendidikan tinggi merupakan kunci utama untuk mendapatkan pekerjaan impian. Namun, seiring makin banyaknya sarjana yang diproduksi institusi pendidikan tinggi, dengan hanya mengandalkan selembar ijazah saja sudah tidak cukup lagi.

Ijazah dan Dunia Kerja

Selembar ijazah pendidikan tinggi tidak lagi menjadi jaminan mengantarkan ke dunia kerja sebagaimana yang diimpikan, bahkan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), cukup banyak angka pengangguran dari kalangan alumni perguruan tinggi yang sudah bergelar sarjana dalam berbagai disiplin ilmu.

Perlu diingat juga bahwa proses pendidikan di perguruan tinggi tidak sekadar pencetak tenaga kerja dan berorientasi pasar. Terdapat sisi dan fungsi penting lain dari penyelenggaraan pendidikan tinggi, termasuk yang bergerak di pendidikan vokasi. Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dijelaskan bahwa pendidikan tinggi berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi lain ialah mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma.

Ketika seseorang lulus menjadi sarjana bukan hanya sekedar selembar kertas transkrip nilai dan ijazah saja yang dibawa, melainkan harus seimbang dengan keahlian yang didapat selama kuliah. Soft skill yang mumpuni, akhlak yang dijunjung tinggi, dan kepekaan terhadap sosial menjadi hal yang sangat penting.

Ketersediaan Lapangan Kerja

Di sisi lain, faktor ketersediaan lapangan kerja merupakan hal kompleks tersendiri yang terkait dengan ketersediaan investasi memadai untuk menyerap tenaga kerja dari lulusan berbagai program studi, kinerja ekonomi nasional, dan kondisi ekonomi global. Penyebab lain, seperti pengendalian mutu institusi pendidikan tinggi dan pembekalan kompetensi lulusan, sesungguhnya dapat lebih dikendalikan.

Ini dimaksudkan agar di saat lulusan mencari pekerjaan apalagi dalam usia produktif, bisa mampu bersaing dan bersanding dalam bidang keilmuannya masing-masing, bahkan diluar bidang disiplin ilmu, mengingat penerapan konsep kurikulum merdeka, merdeka belajar, program magang bersertifikat dan lain sebagainya, ini tentu akan mampu menjawab peluang masa depan bagi yang menyandang gelar insan intelektual seorang mahasiswa.

Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hanya sekadar berbicara harapan dan cita-cita pribadi tetapi juga berbicara tentang harapan seluruh masyarakat yang harus diperjuangkan. Begitu banyak di luar sana yang juga ingin merasakan bangku perkuliahan, tetapi tidak semua orang ditakdirkan untuk bisa merasakannya.

Karenanya seorang mahasiswa sebagai kaum intelektual, pada akhirnya ia tidak lagi hanya diukur dari selembar ijazah, tapi juga dari skill dan pribadi yang berkualitas. Sebab, tumpukan ijazah dan deretan gelar tidak lantas membuat seseorang semakin terjamin kesuksesannya di masa depan, tapi juga kemampuan, moral dan juga keanggunan sikap yang membuat ia menjadi pribadi yang lebih berkelas.

Akhirnya, penulis mengingatkan semua sahabat yang sedang di bangku perguruan tinggi, agar mampu menjadi sarjana yang mumpuni dalam sisi keilmuan dan skill serta lebih baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya hingga bahkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain, bisa berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran serta menjadi generasi hebat untuk kemajuan agama, nusa dan bangsa. Semoga!

  • Bagikan