Oleh Bung Syarif*
Senin, 29 April 2024, kami menonton ulasan CNN Indonesia seputar geliat pembangungunan gampong (dalam kontek nasional disebut desa). Blang Krueng adalah satu gampong di Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Antusias warganya dalam membangun gampong patut diapresiasi, sehingga gampong ini masuk radar nasional dan meraih segudang prestasi, baik level kabupeten, Provinsi Aceh maupun Nasional.
Banyak orang hingga mahasiswa tertarik mengulas Gampong Blang Krueng. Menulis Skripsi hingga jurnal. Sampah disulap menjadi cuan di sana. Bank Sampah, satu inovasi gampongnya.
Badan Usaha Milik Gampong/Desa (BUMG/BUMDes), semakin berkembang pesat. Berbagai jenis usaha dikembangkan mulai dari kuliner, penggemukan sapi, air isi ulang, bank sampah, hingga lembaga pendidikan.
Sebut saja SD IT Hafizul Ilmi, satu Lembaga Pendidikan Islam Terpadu yang dikelola oleh gampong serta diminati warga sekitar. Guru-gurunya profesional, metode belajar Al-Quran sambil bermain, sehingga para muridnya riang gembira.
Tentu Anda penasaran bukan? Ayo belajar ke Gampong Blang Krueng agar punya perspektif yang baru dalam menata gampong.
Peraturan Desa
Tak sampai di situ, desa ini juga menerbitkan peraturan desa yang mewajibkan semua anak Gampong Blang Krueng harus bersekolah dari SD hingga SMA dalam jenjang formal.
Satu lagi, gampong ini juga mewajibkan semua anak Blang Krueng harus bisa mengaji dan mendapatkan pendidikan agama yang baik. Pendidikan agama memang sudah menjadi tradisi kuat dalam kehidupan masyarakat Serambi Mekah ini.
Gampong Blang Krueng sejak lahirya Undang-undang Desa dan Implementasi Dana Desa, Tata Kelola Gampong ini semakin baik. Partisipasi publik (warga) cukup baik. Mekanisme pengelolaan keuangan dilaksanakan secara transparansi dan akuntabel.
Keuchik dan Tuha Peut Gampong sangat harmoni (kompak).
Aceh Besar yang memiliki 604 gampong/desa, 23 kecamatan, tentu tidak mudah dalam memastikan ritme tata kelola gampong berjalan mulus. Tapi Gampong Blang Krueng telah membuktikannya, karena terus berikhtiar dalam mewujudkan gampong “primadona” di Aceh umumnya dan Aceh Besar khususnya.
Tak main-main warga Gampong Blang Krueng dalam membangun sekolah yang bersumber dari dana gampong adalah langkah progresif dan berhasil. Di sana juga menerapkan Standar Pelayanan Minimal dengan membuat aturan dasar yang harus dipenuhi sekolah seperti jumlah murid per kelas maksimal 30 siswa, ada buku teks, ada fasilitas belajar yang memadai dan kelengkapan sarana untuk menunjang kenyamanan anak-anak menyerap ilmu di kelasnya.
Badlisyah menjelaskan, dalam satu tahun setelah dibuka jumlah murid PAUD/TK mencapai 60 orang dan SD IT menampung 67 siswa di kelas 1 dan 2. Di seluruh dusun juga dibuka tempat pengajian. “Ada 18 tempat pengajian sebagai lembaga pendidikan non formal di seluruh dusun,” jelas Teuku Badlisyah.
Di tahun 2018 SD IT memiliki siswa 153 orang dan 7 unit ruang belajar. Tiap tahunnnya terus bertambah peminat siswa yang ingin belajar di SD IT Hafidzul Ilmi. Guru-guru yang mengabdi pada SD IT Hafizul ilmi digaji sebesar Rp 700.000 per bulan dari dana gampong.
Sejak Tahun 2018 Yayasan Hafizul Ilmi yang menjadi lembaga yang menangani pendidikan di gampong tunduk pada BUMDes/BUMG Blang Krueng.
Segudang Prestasi
Saat ini perangkat gampong bersama warganya terus berupaya untuk membangun berbagai fasilitas pendukung pendidikan di gampongnya, serta memaksimalkan potensi PAD Gampong.
Inisiatif gampong membangun sendiri fasilitas pendidikan bagi warga mereka inilah yang mengantarkan Blang Krueng menjadi Juara I Lomba Desa di Provinsi Aceh, dan segudang prestasi lainnya.
Di tingkat Nasional Blang Krueng menyabet gelar terbaik untuk BUMDesa Kategori Partisipatif, karena BUMDesa/BUMG-nya turut mendorong kemajuan di bidang pendidikan desanya pada pemilihan BUMDesa terbaik se-Indonesia yang digelar Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi baru-baru ini.
Bukan itu saja, Blang Krueng juga dinobatkan sebagai satu dari tujuh Desa Unggulan se-Indonesia oleh Majalah Tempo, berkat kegigihan warga gampong dan perangkat gampong mereka mengentaskan warganya menjadi warga berpendidikan.
Mimpi warga Blang Krueng tak terhenti di sini, mereka bertekad bisa memiliki lembaga pendidikan SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Yang pasti semangat warga gampong ini, inisiatif dan kesadaran kolektif yang mereka miliki membuat Blang Krueng memang desa yang unggul dan berprestasi.
Berbagai giat Pemerintah Aceh dipusatkan di Gampong Blang Krueng sebut saja giat “dongeng ceria”. H Nasruddin, Keuchik Gampong Blang Krueng tentu memberikan apresiasi atas berbagai giat Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Aceh dalam penguatan literasi bagi anak-anak di Gampong Blang Krueng (27/11/2021).
Gerakan “Bek Beuo” (Gerakan tidak malas) yang diluncurkan di Gampong Blang Krueng oleh mahasiswa dan para relawan Tahun 2021 yang tergabung dalam Peers Lighter Association (PLA) yang dimotori Prof Dr Eka Srimulyani MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry. Berbagai ragam kegiatan dikemas di antaranya program literasi, program Iqra`, book talk, story telling, public speaking, serta program Bahasa Asing (Arab-Inggris).
Kini sebanyak 11 unit usaha dikelola oleh BUMDes/BUMG di antaranya bank sampah, rumah sewa, penggemuka sapi, toko dan sepot air minum, sewa teratak dan peralatan pelaminan, Unit Simpan Pinjam Gampong/Baital Mal, traktor tangan, kue keukarah, pangkalan Elpiji, serta lembaga PUD/TK dan SD IT.
Langkah Gampong Blang Krueng layak dijadikan role model bagi seluruh gampong di Aceh. Kalau Blang Krueng bisa, maka gampong yang lain juga bisa. Takbir!
* Penulis adalah Direktur Aceh Research Institute (ARI), Mantan Wakil Tuha Peut Gampong Meunasah Tuha Kec. Peukan Bada, Aceh Besar, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Ketua Biro Pemerintahan dan Otda KAHMI Aceh, Fasilitator (Pro DAI) YaHijau-UNICEF.