posaceh.com, Banda Aceh – Keberhasilan sebuah tim sepakbola tidak terlepas dari kepiawaian seorang pelatih dalam meracik pola permainan, sehingga bisa meraih kemenangan. Perjuangan para pemain juga tak kalah pentingnya dalam menjaga irama permainan yang telah diinstrusikan oleh pelatih.
Hal itu telah ditunjukkan oleh pelatih PSAB U-17 Aceh Besar, Mukhlis Nakata dalam laga terakhir atau pamungkas melawan Persebri Batang Hari, Jambi. Tergabung dalam Grup A, PSAB tentunya harus dapat memenangkan pertandingan agar dapat lolos ke fase berikutnya, babak 16 besar.
Dengan 3 poin yang didapat dari hasil WO dengan tim Kalimantan Selatan (Kalsel) Persetala Tanah Laut dan kalah dengan Persija Muda Jakarta 2-3, maka hasil seri, apalagi kalah akan membuyarkan semua harapan masyarakat Aceh. Hal ini disadari betul oleh arsitek Mukhlis Nakata.
Begitu laga penentuan dimulai di Lapangan Banyuanyar, Surakarta, Rabu (11/12/2024) pagi, Mukhlis terus memantau permainan anak asuhnya di lapangan, sekali-kali memberi arahan dari pinggir lapangan. Pertandingan yang berlangsung sengit sejak kick-off babak pertama dimulai, saling beli serangan terus ditunjukkan kedua tim.
Mantan punggawa Persiraja Banda Aceh itu tidak henti-hentinya memantau setiap pergerakan pemain, khususnya saat mendapat serangan dari lawan. Selama babak pertama, kedua tim saling beli serangan dan menunjukkan pertahanan yang solid, sehingga sejumlah peluang berhasil digagalkan.
Persebri sebenarnya memiliki peluang pada babak pertama, seperti tendangan bebas yang melambung di atas mistar gawang dan sundulan hasil dari sepak pokok juga melambung. PSAB juga tak kalah menyerang, dengan sejumlah peluang juga dimiliki, tetapi solidnya pertahanan Persebri, serangan itu gagal.
Jelang akhir babak pertama, Persebri terus menggedor pertahanan PSAB dari semua sisi, tetapi ketatnya pertahanan PSAB, tidak ada gol yang tercipta. Melihat kondisi itu, pelatih Mukhlis memasukkan Nazir Afthar menggantikan Muhammad Alfaiz untuk memperkuat lini pertahanan.
Alhasil, serangan bertubi-tubi Persebri berhasil digagalkan PSAB sampai wasit Ramlan Mulyadi dari Kota Bandung meniup pluit tanda berakhirnya babak pertama. Tidak ada gol yang tercipta sepanjang babak pertama dan skor tetap kacamata, 0-0.
Memasuki babak kedua, para pemain PSAB menggencarkan serangan untuk membobol gawang Persebri yang dikawal Raihan Akbar Utomo. Sejumlah serangan yang dilancarkan dari sayap kiri maupun sayap kanan mampu merepotkan pertahanan anak-anak Jambi. Sebaliknya, Persebri juga tak kalahnya dalam melancarkan serangan ke kubu PSAB yang dikawal Adil.
Gagalnya sejumlah serangan PSAB, membuat Mukhlis Nakata mulai cemas, sehingga memasukkan dua striker sekaligus dalam waktu berbeda untuk memperkuat serangan ke area pertahanan Persebri. Pertama, memasukkan M Arkaan Fikri menggantikan Zikri Arrasyid pada menit ke-59.
Melihat belum ada perkembangan yang berarti, Mukhlis kembali memasukkan striker M Tanzil menggantikan Putra Syafrizal yang harus ditandu keluar lapangan pada menit ke-62. Berkat pergantian itu, serangan PSAB semakin hidup, bahkan tidak perlu waktu lama, Tanzil berhasil menerobos jantung pertahanan Persebri untuk mencetak gol, tetapi dijegal oleh pemain Persebri.
Wasit yang memimpin pertandingan langsung menunjuk titik putih untuk PSAB Aceh Besar. Arkhan yang baru masuk ditunjuk sebagai eksekutor tendangan penalti. Dengan sigap, dia melepaskan tendangan ke sisi kiri gawang untuk mengecoh penjaga gawang Persebri yang terbang ke arah kanan, sehingga terjadinya gol. Papan skor pun berubah 1-0 pada menit ke-66.
Para pemain PSAB langsung berlarian ke sisi lapangan untuk meluapkan kegembiraan atas keberhasilan mencetak gol dengan susah payah sejak babak pertama dimulai. Begitu bola kembali dimainkan, para pemain Persebri berupaya mendobrak pertahanan PSAB yang dijaga ketat Muhammad Andhika dkk, tetapi tidak berhasil.
Persebri sempat mengganti tiga pemain pada menit ke-70 untuk memperkuat serangan ke PSAB. Tetapi, seluruhnya berhasil digagalkan, bahkan para pemain PSAB sudah berani bermain di area Persebri untuk menghadang serangan. Menjelang babak kedua berakhir, pemain Persebri terus berupaya mendobrak pertahanan PSAB, tetapi juga gagal sampai wasit meniup pluit tanda berakhirnya pertandingan.
Dengan hasil itu, maka PSAB Aceh Besar secara otomatis lolos babak 16 besar Piala Soeratin U-17, sehingga torehan manis anak-anak PSAB yang terus berjuang keras sepanjang pertandingan dan akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Sejumlah insiden juga terjadi, seperti pemain terjatuh, bahkan ada yang harus mendapat perawatan tim medis. Dalam laga krusial ini, wasit mengeluarkan tiga kartu kuning, dua untuk Persebri dan satu untuk PSAB, serta tidak ada kartu merah.
Sementara itu, warga Aceh yang menyaksikan atas kemenangan PSAB Aceh Besar melalui PSSI TV meluapkan kegembiraannya seusai laga yang digelar di Lapangan Banyuanyar, Surakarta, Rabu (11/12/2024) pagi berakhir. Sejumlah komentar netizen Aceh memberi semangat kepada anak-anak Laskar Seulawah untuk berjuang sampai akhir. Seperti Nita Rahman yang menuliskan ‘Semangat anak-anak Laskar Seulawah’ dan lainnya ‘Lantak Laju’.
Itulah drama sepakbola yang menyisakan kepahitan dan kesenangan dalam sebuah laga resmi, baik lokal, nasional maupun internasional. Khusus PSAB U-17 Aceh Besar merasakan betapa pedihnya saat kalah dramatis dari Persija Muda saat injury time melalui tendangan penalti.
Tetapi, kini, pemain PSAB dapat tersenyum lebar, juga melalui tendangan penalti waktu normal untuk memastikan masuk 16 besar, seperti dikatakan sebelumnya oleh kapten tim PSAB, Muhammad Andhika, minimal dapat lolos fase grup dan ini sudah dibuktikan bersama teman setimnya.
Namun, dengan keberhasilan ini, PSAB U-17 Aceh Besar harus bisa menatap babak 16 besar lebih baik lagi, menghadapi juara grup dari grup lain. Kemenangan tentunya tetap diharapkan masyarakat Aceh, sehingga dapat terus melaju lebih jauh lagi dalam ajang bergengsi bagi para pesepakbola muda Indonesia ini.(Muh)