Opini

Refleksi Hari Ekonomi Kreatif Nasional, “UMKM Dayah Bangkit”

281
×

Refleksi Hari Ekonomi Kreatif Nasional, “UMKM Dayah Bangkit”

Sebarkan artikel ini
Muhammad Syarif, SHI, MH (Foto: Dok. Pribadi)

Oleh Bung Syarif*

posaceh.com, Banda Aceh – Ekonomi adalah kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi. Di suatu negara ekonomi merupakan hal yang sangat vital dan menjadi tiang dalam kegiatan yang ada pada sebuah negara.

Melihat kemajuan zaman yang semakin pesat serta banyak tekonologi yang berkembang. Berbagai sektor yang ada di dunia pun ikut berkembang. Sektor ekonomi ini pun ikut berkembang menjadi suatu ekonomi yang kreatif dan inovatif.

Menurut John Howkins ekonomi kreatif dmaknai sebagai the creation of value as a result of idea yang mana merupakan kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal — hal yang rutin dan berulang karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.

Lalu, menurut Departement of Culture, Media, and Sport (DCMS) ekonomi kreatif didefinisikan sebagai industri yang bersumber pada kreativitas, keterampilan dan bakat individu, dan yang memiliki potensi kekayaan dan penciptaan lapangan kerja melalui pembangkitan dan eksploitasi kekayaan intelektuan dan konten. Ekonomi kreatif adalah bentuk ekonomi di era baru ini dengan berbasis infomasi dan kreativitas.

Kabid SDM dan Manajemen Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh, foto bersama dengan sejumlah peserta usai menutup Pelatihan Ekonomi Kreatif bagi Santri dan Guru Dayah dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dayah”, yang berlangsung di Hotel Mekkah, Banda Aceh, 22-23 Oktober 2024. (Foto: Dok. Disdik Dayah Kota Banda Aceh)

Di Indonesia sendiri, ekonomi kreatif muncul pada era Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau meluncurkan studi pemetaan kontribusi industri kreatif pada Trade Expo Indonesia tahun 2007.

Lalu pada tahun 2008 beliau juga melakukan peluncuran Cetak Biru Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.

Pada era Joko Widodo Indonesia juga membentuk Badan Ekonomi Kreatif yang bertugas untuk mengelola bidang ekonomi kreatif di Indonesia dan membantu presiden terkait kebijakan pada ekonomi kreatif. Serta menujuk Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Ada 17 Subsektor Ekonomi Kreatif antara lain; Pengembangan permainan. Arsitektur, desain interior, music, seni rypa, desain produk, fashion, kuliner, filem, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual. Televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan dan aplikasi.

Jokowi pun menetapkan 24 Oktober sebagai Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) dan dirayakan pertama kalinya di pada 2023.

Di pemerintahan Prabowo Subianto, Bidang Ekonomi Kreatif dilebur secara spesifik yang dulunya di era Jokowi bergabung dengan Pariwisata.

Kini menjadi Menteri tersendiri yaitu Menteri Ekonomi Kreatif yang dipimpin oleh Teuku Riefky Harsya, putra Aceh yang juga Sekjen DPP Demokrat. Tentunya menjadi angin segar bagi Penggiat Ekonomi Kreatif terutama Para Santri dan Guru Dayah di Aceh khususnya dan Nusantara Umumnya.

Teuku Riefky Harsya dikenal sebagai sosok yang dengan dengan Ulama dan Santri di Nusantara Umumnya dan Aceh Khususnya. Tentu para santri dan guru dayah/pondok pesentren di Nusantara menaruh harapan besar pada Kabinet Merah Putih di bawah komando Prabowo Subianto.

Krue semangat, Selamat memperingati Hari Ekonomi Kreatif Nasional. UMKM Dayah/Pontren Bangkit, Santri dan Guru Dayah ceria. Takbir

* Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry.