Oleh Bung Syarif*
Megawali kisah kami mengenal Dr Musriadi Aswad MPd saat kami bergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Banda Aceh. Musriadi Aswad salah satu insan pemuda yang diperhitungkan dalam pusaran parlemen Kota Banda Aceh. Maklum tokoh muda Ulee Kareng ini, bukan hanya aktif di HMI, KNPI, BM PAN, Kahmi Aceh, politisi bahkan juga salah satu dosen di Universitas Serambi Mekkah.
Sejak saya mengenalnya, ia adalah sosok yang rajin merajut ukhwah dan silaturahmi dengan aktivis di Kutaraja. Sejak tahun 2012 kami sering berwara-wiri Banda Aceh-Lamno setiap hari Sabtu, guna mencerdaskan putra Barsela dalam satu misi khusus “Cang Panah Akademi” di Universitas Serambi Mekkah (baca kelas jauh).
Akan tetapi sejak ada kebijakan “stop kelas jauh” kami pun jarang berdiskusi. Kalau kelas jauh ini masih berjalan, saya orang yang setia mendampinginya dalam melakukan kicauan akademik dengan mobil langganan (L-300).
Kami sudah dibooking penginapan khusus oleh pengelola kampus kala itu. Memburu ikan kerling, durian Lamno, batu giok dan buah tangan pasca selesai kicauan akademik menjadi obat pelipur lara. Mie kepiting ala Lamno pun menjadi santapan kami di malam hari bersama mahasiswa. Jika musim durian kami (Syarif, Hasnanda, Musriadi) mabok durian ditraktir mahasiswa.
Mempertegas Posisi
Musriadi Aswad, anak muda kelahiran 25 Agustus 1976 di Gampong Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Alumni Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan, resmi mendapat penugasan DPP PAN sebagai Wakil Ketua DPRK Kota Banda Aceh Periode 2024-2029.
Surat Keputusan yang ditanda tangani Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen DPP PAN Eddy Suparno SK Nomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/752/VIII/2024 tanggal 21 Agustus 2024 tentunya mempertegas posisi Musriadi sebagai politisi penting Kota Banda Aceh lima tahun ke depan. Pemuda yang energik menjadi salah satu politisi muda yang diperhitungkan di Partai Amanat Nasional.
Sejak di kampus, ianya aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam pusaran politik praktis, Musriadi meniti karir di Partai Amanat Nasional, mulai dari bawah.
Layak disebut kader tulen PAN Banda Aceh. Ketua DPC PAN Kecamatan Ulee Kareng, Ketua DPD BM PAN Banda Aceh, mantan Sekretaris DPD PAN Banda Aceh dan kini menjabat sebagai Ketua Harian DPD PAN Kota Banda Aceh.
Baginya berpolitik itu bagian dari ikhtiar perjuangan membangun negeri. Dalam berpolitik itu, kita bersaudara. Pemuda harus berani tampil dan bersuara lantang dalam menyampaikan kebenaran, ungkap Kader HMI Kota Banda Aceh.
Berbicara tentu berdasarkan fakta, bukan berdasarkan rekayasa. Partai politik harus diisi oleh orang-orang pilihan. Pemuda harus mengambil peran strategis. Jika ada anggapan berpolitik itu kotor, itu salah besar. Lebih tepat yang kotor itu oknum aktor politik, hehe… ungkap anak ayah (jargon populer Serambi Mekkah).
Katanya partai politik tak boleh dijauhi, melainkan harus didekati dengan masuk ke dalamnya. Pasalnya, parpol adalah pilar utama alias tulang punggung utama demokrasi.
Apabila partai politiknya bagus, bagus pula pemerintahannya. Dia mencontohkan soal rekrutmen calon presiden, gubernur, bupati dan wali kota yang didominasi kader partai politik. Begitu juga seleksi sejumlah pimpinan lembaga ada di tangan partai politik melalui perwakilannya di parlemen. (*)
* Penulis adalah mantan Aktivis `98, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Penggiat LBH Darul Misbah, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Pengurus ICMI Banda Aceh, mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, PW Syarikat Islam Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, mantan Ketum DPD Jaringan Nusantara Aceh, mantan Ketum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Fungsionaris KAHMI Aceh, Fungsionaris DPD KNPI Aceh. (*)