posaceh.com, Banda Aceh – Tahukah Anda, Pemerintah Tiongkok terus berupaya memperkuat pengaruhnya di kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, tempat lahirnya Islam, agama terbesar di Dunia. Dalam beberapa dekade terakhir ini, Tiongkok terus menancapkan kukunya di berbagai kawasan kaya minyak itu.
Beragam proyek raksasa telah ditanamkan, selain ekspor produk China, dari yang kecil sampai besar telah merambah pasar-pasar Jazirah Arab tanpa terbendung. Bagian dar Jalur Sutra kuno menjadi tujuan utama China sampai kawasan Benua Afrika.
Seusai berhasil memasuki perekonomian negara-negara di Timur Tengah, seni dan budaya mengikuti, termasuk Bahasa Mandarin. Arab Saudi yang kaya minyak mulai beralih ke sumber perekonomian lainnya untuk memajukan Kerajaan melalui Visi 2030.
Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memimpin pergerakan itu dengan menggandeng negara-negara besar Dunia, terutama China. Peluang itu, tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Pemerintah China, sampai-sampai ‘Belajarlah Sampai ke Negeri Cina’ masuk kurikulum sekolah.
Tak pelak, bahasa Mandarin mulai masuk ke sekolah-sekolah dengan harapan menumbuhkan apresiasi yang tinggi terhadap budaya negara Asia Timur itu. Bahasa Mandarin ini diajarkan kepada siswa sekolah dasar dan menengah.
Kesepakatan itu telah dituangkan dalam sebuah pendidikan yang ditandatangani kedua negara tahun lalu dan melibatkan 175 tenaga pengajar bahasa Mandarin asal China di Arab Saudi. Bahkan Kementerian Pendidikan Ara Saudi menyatakan pelajar Arab Saudi memiliki peluang melanjutkan studi di universitas-universitas bergengsi di China.
Salah seorang ibu rumah tangga di Riyadh, Hanan Alharbi kepad ArabNews, Selasa (10/9/2024) mengaku senang dengan keputusan kementerian. Dia menilai langkah tersebut sebagian bagian mempromosikan budaya global.
Sehingga, katanya, akan memberikan siswa keterampilan bahasa yang baru dan berguna, terutama guru-gurunya berasal dari Tiongkok. Keputusan tersebut dinilai sejalan dengan semakin pentingnya Tiongkok dalam perekonomian global, sekaligus makin meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara.
Sementara, salah seorang ibu rumah tangga idi Tianjin, China, Taotao Wang, mengatakan: “Kami melihat ini sebagai perkembangan yang bagus, karena akan dapat membagikan warisan budaya klasik peradaban Tiongkok di luar negara kami.”
“Bagi Arab Saudi, hal itu akan membantu menghilangkan hambatan komunikasi antara kedua negara dan pertukaran budaya ini akan menghilangkan perbedaan,” katanya. Alice Xiong, salah seorang guru dari provinsi Guangdong di Tiongkok, mengatakan hal ini akan saling menguntungkan.
“Arab Saudi sebagai negara yang energik dengan banyak anak muda dan semakin banyak orang Tiongkok yang berbisnis dan bepergian ke Arab Saudi, sehingga pengajaran bahasa Tiongkok di sekolah akan mempermudah dan mengarahkan komunikasi bagi anak muda kedua negara,” ujarnya,
Dia menambahkan bahasa Arab juga diajarkan di China. “Kursus bahasa Arab tersedia secara luas di universitas-universitas Tiongkok, dan banyak sekolah menengah internasional juga memiliki guru bahasa Arab,” jelasnya. Dia berharap pertukaran budaya dan perdagangan antara kedua negara akan semakin baik di masa mendatang.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Arab Saudi mengatakan telah memilih beberapa sekolah untuk melakukan uji coba program Bahasa Mandarin secara bertahap, sebelum memperluas kurikulum untuk mencakup pengajaran hingga kelas tiga sekolah menengah pada 2029.
Dikatakan, melalui pola bertahap ini akan memungkinkan Kementerian Pendidikan untuk mengevaluasi program dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Menteri Pendidikan Arab Saudi, Yousef Al-Benyan baru-baru ini menyebut investasi pemerintah di sektor Bahasa Mandarin inisejalan dengan Visi 2030.(Muh/*)