* Jadi Souvenir Khas Makam Syiah Kuala
posaceh.com, Banda Aceh – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Universitas Syiah Kuala (USK) melatih dan mendampingi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gampong Deah Raya untuk memproduksi parfum non-alkohol berbahan dasar nilam Aceh. Parfum ini akan menjadi produk unggulan yang dijadikan souvenir khas bagi peziarah yang berkunjung ke Makam Syech Abdur Rauf As Singkili, lebih dikenal sebagai Makam Syiah Kuala.
Program pengabdian yang diketuai oleh Dr. Sulastri, dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP USK, melibatkan tim yang terdiri dari Dr. Ernawati, Ketua Prodi Manajemen FEB USK, dan Dr. Suraya Kamaruzzaman dari Prodi Teknik Kimia FT USK. Parfum yang diproduksi menggunakan base note dari minyak nilam Aceh ini diformulasikan dengan aroma khas kayu dan rempah yang tidak mengandung alkohol, sehingga aman digunakan sebagai souvenir religi.
“Parfum ini dirancang khusus dan kepemilikannya akan diserahkan kepada pemerintah Gampong Deah Raya untuk menjadi produk unggulan desa. Kami harap ini bisa menjadi oleh-oleh khas peziarah yang berkunjung ke makam Syiah Kuala,” jelas Dr. Sulastri, Sabtu (7/9/2024).
Sebelum program dilaksanakan, tim pengabdi melakukan kajian awal bersama Ayah Wahed, penjaga Makam Syiah Kuala, pemerintah Gampong Deah Raya, dan tokoh masyarakat setempat. Berdasarkan kajian tersebut, diputuskan bahwa parfum merupakan produk yang cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Setiap minggu, sekitar 500 peziarah dari berbagai daerah di Indonesia serta negara tetangga seperti Malaysia mengunjungi makam tersebut, sehingga potensi pasar souvenir ini cukup besar.
Proses pelatihan dan pendampingan untuk produksi parfum telah diselesaikan dengan antusias oleh warga UMKM Deah Raya Berjaya di Atsiri Research Center (ARC) USK. Pada tahap awal, warga berhasil memproduksi 200 botol parfum.
“Parfum ini diberikan kepada warga sebagai modal awal untuk menjalankan bisnis. Harapannya, pada PON XXI 2024 nanti, parfum ini sudah bisa dipajang di etalase kompleks Makam Syiah Kuala,” ujar Dr. Ernawati.
Pelatihan yang berlangsung di Gedung Training Centre USK melibatkan mahasiswa dari program MBKM dan KKN Tematik USK. Mereka turut mendukung alih teknologi dan inovasi dalam produksi parfum ini.
“Kami juga melibatkan narasumber dari ARC USK yang memberikan materi tentang teknik dasar produksi parfum serta motivasi bisnis kepada pelaku UMKM agar mereka memiliki komitmen untuk terus memajukan produk ini,” tambah Ernawati.
Dr. Sulastri, yang juga merupakan Wakil Ketua LPPM bidang pengabdian masyarakat, berharap program ini dapat terus berkembang dan meningkatkan perekonomian warga.
“Kami berharap parfum non-alkohol ini dapat menjadi produk unggulan yang berkelanjutan, sehingga dapat menunjang perekonomian Gampong Deah Raya,” tutupnya.
Pelatihan dan produksi parfum ini diharapkan menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan potensi ekonomi desa, terutama dengan adanya prospek wisata religi di Makam Syiah Kuala yang terus dikunjungi peziarah.(Wahyu Desmi/*)