Wisata

Sebutan Toko Belakang di Langsa Dikenal Hingga Kini

173
×

Sebutan Toko Belakang di Langsa Dikenal Hingga Kini

Sebarkan artikel ini
Suasana Kawasan Toko Belakang di Kota Langsa. Foto : Sudirman Mansyur.

posaceh.com – Setelah menyambangi banyak tempat dan lokasi di Kota Langsa, rasanya kurang lengkap kalau belum menyusuri kawasan Toko Belakang di Jalan Iskandar Muda.

Pekan lalu, 20 November 2024, posaceh.com menyusuri Toko Belakang, Langsa untuk mengetahui suasana kawasan itu yang sebutannya sudah dikenal sejak dulu hingga sekarang.

Dari informasi yang diperoleh, sebutan Kawasan Toko Belakang sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda hingga saat ini.

Toko Belakang ini juga merupakan kawasan pecinan atau China Town, karena umumnya dihuni oleh komunitas Tionghoa.

Masih terlihat bangunan tua yang bergaya arsitektur perpaduan China dan Eropa yang menandakan kawasan pecinan ini sudah ada sejak zaman dulu.

Kawasan inipun menarik dikunjungi sebagai selingan melengkapi wisata ke Langsa, setelah menjelajahi kawasan kota lainnya dan objek wisata.

Menurut yang diketahui oleh seorang warga Gampong Daulat, Yahya yang berusia hampir 80 tahun, disebut kawasan toko bekang karena deretan bangunan pertokoan paling belakang dari kawasan pusat kota.

Yahya mengaku sejak zaman masa Belanda sudah mendiami Gampong Daulat, Dusun Kampung Melayu yang bersisian langsung dengan kawasan toko belakang, dimulai sejak dari orang tuanya, sekitar 1930 -an, menurut yang diketahuinya dulunya kawasan ini merupakan bagian dari pusat kota.

Ia menyebutkan, karena juga bagian dari pusat kota, kawasan pecinan ini sudah sangat ramai sejak dulu, apalagi tidak jauh di depan kanan sebelah selatan ada stasiun kereta api yang menambah suasana kota ini sudah ramai masa itu.

Kawasan Toko Belakang yang berada di lokasi sepanjang ruas Jalan Iskandar Muda memang sering dan tetap memiliki daya tarik tersendiri serta selalu mengundang perhatian banyak orang atau wisatawan, kawasan pecinan ini menawarkan pemandangan klasik, unik dan esentrik.

Meski sudah banyak bangunan moderen, namun sampai sekarang masih ada beberapa bangunan tua bergaya arsitektur China dan Eropa asli milik warga Tionghoa, yang menjadi pemandangan klasik yang menarik.

Di kawasan tersebut hingga sekarang masih terasa nuansa budaya Tiongkok, seperti berbagai sajian menu makanan khas negeri tirai bambu yang dijajakan yaitu kwetiau, pangsit dan capcai.

Sepanjang ruas jalan kawasan itu juga banyak toko, warung, kedai -kedai kecil menjajakan berbagai menu makan, minuman, jus, kebutuhan dapur dan asesories. Suasananya tetap selalu ramai pagi, siang dan malam.

Seorang pedagang Asesories di Kawasan Toko Belakang, Herdi, menyebutkan, di kawasan ini masih ramai warga Tionghoa, masih dijajakan mie tiau, pangsit dan capcai.

“Kawasan Toko Belakang tetap selalu ramai, kalau mau membeli kuliner khas Tiongkok seperti mie pangsit, mie tiau ada dijajakan di sini, juga banyak toko menjual pernak, pernik asesories, cafee, warung aneka makanan dan jus. Selalu ramai-lah kawasan ini,” ujarnya.

Tidak hanya kuliner khas Tiongkok, di kawasan juga bisa ditemukan bangunan pabrik kecap asin tertua di Kota Langsa. Kecap Asin Langsa ini sudah sangat di kenal hingga ke luar Aceh.

Selain itu, di kawasan Toko Belakang juga ada objek wisata yang tidak kalah menarik yaitu Vihara Buddha Kota Langsa yang sederhana namun indah.

Tidak jauh ke arah timur, ada juga kawasan pasar, para pelancong bisa mendapatkan atau membeli makanan dan kuliner khas Langsa diantaranya terasi yang sudah cukup dikenal dan kebutuhan atau keperluan lainnya.

Kawasan Toko Belakang sangat tepat untuk mengakhiri dan melengkapi perjalanan menjelajah wisata Kota Langsa. (Sudirman Mansyur).