HukrimNasional

Propam Periksa 9 Anggota Patroli Terkait Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi

365
×

Propam Periksa 9 Anggota Patroli Terkait Kasus 7 Mayat di Kali Bekasi

Sebarkan artikel ini
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. (Dok. Polda Metro Jaya)

posaceh.com, Jakarta – Bidang Propam Polda Metro Jaya memeriksa anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota terkait kasus tujuh mayat remaja yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Kota Bekasi. Total ada sembilan anggota patroli yang sudah diperiksa.

“Masih berproses dan sedang dilakukan pendalaman, mohon waktu. Sampai dengan saat ini, yang diperiksa itu ada 9 anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di kantornya, Senin (23/9/2024).

Dugaan sementara, para korban nekat menceburkan diri karena takut adanya patroli polisi. Ade Ary menyebut nantinya Propam akan mendalami semua hal, dari proses patroli hingga pembubaran massa di lokasi.

“Jadi kan mereka (anggota) yang melakukan kegiatan cek TKP, mereka melakukan patroli siber, kemudian melihat ada yang lagi live IG melakukan ajakan tawuran kemudian mereka melakukan cek TKP. Inilah yang didalami, proses pengecekan TKP-nya itu, proses patrolinya itu seperti apa, proses pengecekan TKP-nya seperti apa, ini masih didalami,” jelasnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto sudah menginstruksikan untuk mengusut kasus temuan mayat tersebut hingga tuntas. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan serangkaian pendalaman.

“Ini kan atensi Kapolda ya, kemarin Kapolda sudah menyampaikan bahwa ini melibatkan propam dan juga dari auditor eksternal. Dari propam itu untuk mendalami bagaimana proses mendatangi TKP, segala bentuk SOP-nya, ini didalami. Nanti tentunya membutuhkan keterangan saksi dari yang ada di TKP,” ujarnya.

Ade Ary mengatakan Patroli Perintis Presisi sendiri dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Patroli dilakukan untuk memastikan situasi Kamtibmas tetap kondusif.

“Bapak Kapolda menginginkan proses penyelidikan tentang ditemukan tujuh mayat yang meninggal dunia. Itu jelas semuanya nanti penyelidikan dari Reskrimnya seperti apa dari prosedur internal seperti apa, SOP atau cara bertindak yang dilakukan personel patroli ini seperti apa,” kata dia.

“Karena tujuan patroli itu memberikan rasa aman dan harus merespon cepat setiap informasi yang ada baik dari laporan masyarakat dan juga informasi atau laporan yang ditemukan sendiri. Ini kan patroli siber,” imbuhnya.

 

Diduga Ceburkan Diri

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menduga tujuh orang yang ditemukan tewas di Kali Bekasi, Kota Bekasi, menceburkan diri karena takut adanya patroli polisi. Dugaan sementara, ketujuh mayat itu terkait aksi tawuran.

“Menurut informasi sekilas adalah bahwa ini adalah salah satu yang menjadi kemarin malam itu yang sudah bisa diambil keterangan memang mereka menceburkan diri ke sungai karena adanya ketakutan, ketakutan adanya patroli yang lewat atau yang menegur, menegurnya sejauh mana ini sedang kami dalami oleh rekan-rekan,” ujar Karyoto saat mengecek TKP, kepada wartawan, Minggu (22/9).

Karyoto mengatakan kejadian tawuran di wilayah Polda Metro Jaya cukup serius. Dia menilai langkah patroli yang dilakukan polisi sudah tepat.

“Karena yang rekan-rekan pahami kejadian tawuran di seluruh wilayah hukum Polda Metro itu cukup serius, banyak sekali adik-adik kita, generasi muda, dalam artian masih sangat muda yang jadi korban. Jakarta, Bekasi, Depok itu banyak,” imbuhnya.

“Sehingga kami langkah patroli ini sudah betul, saya katakan patroli ini tidak salah dan kenapa patroli lewat sini karena memang patroli ini datangnya 03.00 WIB, tapi kalau orang normal, dalam keadaan jam-jam segitu tentunya istirahat dan ini juga anak-anak yang masih di bawah umur dan ada juga sudah di atas 18 tahun, memang tadi identifikasi belum kami temukan semua,” kata Karyoto.

Dia juga mengatakan mereka yang tewas itu bukan warga sekitar. Diduga mereka merupakan warga Bantargebang.

“Yang jelas anak-anak ini bukan warga sekitar sini, Bantargebang, saya nggak tahu jaraknya, sekitar 2 km, yang dipertanyakan kenapa pukul 03.00 adik-adik ini masih di sini. Secara pribadi saya prihatin,” ucapnya.