Internasional

Presiden Mesir Serukan Bantuan Kemanusiaan Mendesak Melalui Pintu Penyeberangan Rafah

183
×

Presiden Mesir Serukan Bantuan Kemanusiaan Mendesak Melalui Pintu Penyeberangan Rafah

Sebarkan artikel ini
Perbatasan Rafah, pintu masuk dari Mesir ke Jalur Gaza, Palestina . FOTO/AFP

posceh.com, Kairo – Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Rabu (15/1/2025) menegaskan pentingnya mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan yang mendesak ke Jalur Gaza, Palestina. Diia menyambut baik perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

El-Sisi, yang negaranya bertetangga dengan Jalur Gaza dan pemerintahnya membantu merundingkan gencatan senjata, mengatakan kesepakatan itu terjadi setelah upaya keras selama lebih dari satu tahun dengan negara mediasi Mesir, Qatar, dan AS.

Media pemerintah Mesir juga melaporkan koordinasi sedang dilakukan untuk membuka penyeberangan Rafah Palestina untuk memungkinkan masuknya bantuan internasional ke Jalur Gaza. Mesir bersiap memberikan bantuan sebanyak mungkin ke Jalur Gaza, menyusul kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas, kata surat kabar milik negara Al-Ahram, Kamis (16/1/20250.

Laporan tersebut mengutip laporan dari Al-Qahera News, yang terkait erat dengan intelijen negara. Mediator mengatakan Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata dan kesepakatan membebaskan sandera yang ditahan di Gaza, namun Israel memperingatkan poin penting perlu diselesaikan.

Tekanan untuk mengakhiri pertempuran semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir ini, ketika mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat meningkatkan upaya untuk memperkuat kesepakatan.

Perlintasan perbatasan Rafah telah ditutup sejak Mei 2024, ketika militer Israel merebut wilayah tersebut dan menutup penyeberangan di sisi Palestina.

Mesir telah berulang kali menyatakan hanya akan mengakui otoritas Palestina atas penyeberangan tersebut.

Al-Qahera News melaporkan kerangka perjanjian tersebut terdiri dari tiga fase yang saling berhubungan.

Yang pertama akan berlangsung selama 42 hari dan melibatkan penghentian sementara operasi militer di kedua pihak.

Hal ini juga memerlukan penarikan pasukan Israel dari pusat-pusat populasi dan menuju perbatasan Gaza, serta penghentian sementara jalur layang yang dilalui pesawat tempur dan pesawat pengintai Israel selama 10 jam setiap hari.(Muh/*)