posaceh.com, Banda Aceh – Maraknya berita hoax di sosial media perlu menjadi perhatian bersama. Tak hanya bagi pemerintah, masyarakat pun dituntut untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarluaskan suatu berita. Sejatinya sosial media adalah suatu wadah yang dapat membantu sosialisasi antar manusia tanpa adanya keterbatasan ruang dan waktu dan sosial media berhasil menghapus batasan-batasan yang ada seperti batasan waktu dan jarak. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua RTIK Banda Aceh, Ratno Sugito, Jumat (10/2/2023).
Ia mengatakan, seiring kemajuan teknologi, berbagai informasi tersebar dengan mudahnya dan sangat sulit untuk membedakan informasi yang benar dan bohong atau Hoax.
“Penyebaran informasi hoax juga seperti berbanding lurus dengan kemajuan teknologi pada ponsel yang semakin canggih dan mulai marak di pasaran sejalan dengan kualitas internet di Indonesia yang semakin membaik,” katanya.
Menurutnya, kemudahan dan keunggulan sosial media membuat banyak masyarakat yang tergiur untuk mencobanya juga. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sebanyak 63 juta orang di Indonesia saat ini telah aktif menggunakan sosial media.
“Sosial media memiliki dampak positif dan negatif bagi para penggunanya. Dampak positif sosial media yaitu memudahkan interaksi dengan banyak orang, memudahkan kita mendapatkan informasi dari berbagai lokasi dan lapisan masyarakat, membantu bersosialisasi, membantu masyarakat dalam mempromosikan barang, menyalurkan hobi, menginspirasi orang lain, dan masih banyak lagi,” ucapnya.
Ratno Sugito, juga mengungkapkan kalau saat ini banyak orang yang memiliki ilmu yang sedikit namun memiliki kemampuan dalam memanipulasi media.
“Kini semua orang bisa menjadi ahli untuk memberikan informasi. Karena itu perlunya menyaring sebelum sharingnya,” ungkapnya.
Hal yang penting untuk mencegah peredaran berita hoax, masyarakat perlu berhati-hati dalam mempercayai suatu berita, terutama di bidang sosial-politik. Pasalnya, tak sedikit pihak tak bertanggung jawab yang menuliskan berita hoax di bidang tersebut.
“Sekarang, orang tidak lagi cari kebenaran, tapi orang juga cari dukungan terhadap keyakinan yang dipercayainya,” pungkasnya. (Muiz/*)