posaceh.com, Damaskus – Israel makin menggila dalam melakukan serangan ke negara tetangganya yang sedang runtuh, Suriah dengan dalih menghilangkan ancaman ke negaranya. Israel telah telah mengakui melakukan serangan terhadap armada Angkatan Laut Suriah, sebagai bagian dari upaya menetralisir aset militer di negara tersebut setelah jatuhnya rezim Bashar Al Assad.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kapal-kapalnya menyerang pelabuhan di Al-Bayda dan Latakia pada Senin (9/12/2024) malam, tempat 15 kapal berlabuh. Kantor berita BBC, Rabu (11/12/2024) telah memverifikasi video yang menunjukkan ledakan di pelabuhan Latakia, dengan rekaman yang menunjukkan kerusakan parah pada kapal dan bagian pelabuhan.
IDF juga mengatakan jet tempurnya telah melakukan lebih dari 350 serangan udara terhadap sasaran di seluruh Suriah, sambil memindahkan pasukan darat ke zona penyangga demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Sebelumnya, Badan Pemantau Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan telah mendokumentasikan lebih dari 310 serangan yang dilakukan IDF sejak pemerintah Suriah digulingkan oleh pemberontak pada hari Minggu (8/12/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan IDF bertujuan menghancurkan kemampuan strategis yang mengancam Negara Israel. Dia menambahkan operasi militer untuk menghancurkan armada Suriah merupakan sukses besar, karena tidak ada perlawanan dari tentara Suriah yang sudah melarikan diri ke negara tetangga.
Israel memanfaatkan kondisi itu untuk menyerang Suriah, walau mendapat kecaman dari negara-negara Arab dan PBB, tetapi tidak digubris oleh negara Zionis itu. IDF mengatakan berbagai sasaran telah diserang, termasuk lapangan udara, kendaraan militer, senjata anti-pesawat dan lokasi produksi senjata di ibu kota Suriah, Damaskus, serta Homs, Tartus dan Palmyra.
Serangan ini juga menargetkan gudang senjata, depot amunisi dan puluhan rudal laut-ke-laut. IDF menambahkan hal itu dilakukan untuk mencegah jatuh ke tangan ekstremis, sebuah alasan yang tak masuk akal, menyerang negara lain tanpa dasar sama sekali, sebaliknya, kalau negaranya diserang, langsung membalas, seperti di Lebanon yang sudah hancur lebur dan kini, giliran Suriah bakal jadi lautan api, jika pemerintah transisi tidak bergerak cepat.
Bahkan, dalam sebuah pesan video, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kelompok pemberontak Suriah yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bahwa Israel akan merespons dengan tegas jika mereka membiarkan Iran membangun kembali dirinya di Suriah. Ancaman Netanyahu, jelas-jelas untuk mengobarkan perang dengan Suriah yang saat ini masih lemah tanpa daya.(Muh/*)