posaceh.com, Bangkok – Satu unit bus sekolah pengangkut siswa dan guru yang sedang dalam perjalanan ke sekolah terbakar di pinggiran kota Bangkok, Thailand, Selasa (1/10/2024) siang. Insiden maut itu menyebabkan lebih dari 20 orang meninggal dunia.
Bus naas itu membawa 45 penumpang, terdiri dari enam guru dan 39 siswa sekolah dasar dan menengah pertama sedang melakukan perjalanan dari Provinsi Uthai Thani Tengah. Tetapi, saat tiba di Provinsi Pathum Thani, pinggiran utara ibu kota Thailand terbakar, kata penjabat komisaris polisi Bangkok, Kitrat Phanphet.
Kebakaran pertama kali dilaporkan pada siang hari dan berhasil dipadamkan kurang dari satu jam kemudian. Namun, tim penyelamat mengatakan tidak dapat naik ke dalam bus selama berjam-jam karena panas. Bus berbahan bakar gas alam, sehingga dapat menyebabkan lebih banyak ledakan.
Polisi masih berupaya mengidentifikasi korban tewas, namun tiga guru dan 20 siswa masih belum ditemukan dan penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Kitrat mengatakan penyelidikan awal menunjukkan sebuah ban meledak dan menimbulkan percikan api, yang memicu kobaran api yang menyebar ke seluruh badan bus, seperti dilansir AP.
Tidak ada kendaraan lain yang terlibat, katanya. Terdapat perbedaan laporan jumlah penumpang bus naas tersebut. Tim penyelamat mengutip guru-guru yang selamat yang mengatakan ada tiga bus dari sekolah untuk perjalanan ini dan sepanjang perjalanan, beberapa siswa telah pindah ke bus yang berbeda dari bus yang mereka gunakan sebelumnya.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan seluruh bus dilalap api dengan asap hitam mengepul tinggi di pinggir jalan. Piyalak Thinkaew, anggota penyelamat dari Ruam Katanyu Foundation mengatakan kepada wartawan, sebagian besar jenazah ditemukan di kursi tengah dan belakang, sehingga mereka berasumsi para korban sempat mundur saat api muncul dari bagian depan bus.
Polisi sedang mencari pengemudi yang tampaknya melarikan diri dari tempat kejadian, kata Kitrat. Dia menambahkan perusahaan bus dan individu yang terlibat mungkin akan dihukum jika terbukti bertanggungjawab.
“Insiden seperti itu menimbulkan duka mendalam dan duka yang luar biasa,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers. “Tidak mungkin kami memutarbalikkan fakta atau membantu siapa pun untuk lolos dari kejahatan ini,” tegasnya. Dia menjelaskan sebanyak 16 siswa dirawat karena luka ringan dan dipulangkan, sementara tiga lainnya dirawat intensif di rumah sakit.
Rumah Sakit patRangsit di dekatnya mengatakan tiga gadis pada awalnya dirawat di sana, salah satunya mengalami luka bakar di wajah, mulut dan mata. Ahli bedah Anocha Takham mengatakan para dokter akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan gadis berusia sekitar 7 tahun itu dari kehilangan penglihatannya.
Gadis-gadis itu kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut. Kitrat mengatakan seorang guru yang selamat mengatakan kepada polisi api menyebar begitu cepat sehingga dia bahkan tidak punya waktu untuk mengambil ponselnya dan beberapa penumpang berhasil melarikan diri melalui pintu sementara yang lain melompat keluar melalui jendela.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra menyampaikan belasungkawa melalui postingan di platform media sosial X. Dia berjanji pemerintah akan menanggung biaya pengobatan dan membantu keluarga korban. Dia kemudian mengunjungi korban luka di rumah sakit.
Ketika wartawan bertanya kepadanya tentang kebakaran di Gedung Pemerintah, Paetongtarn sangat terharu dan menangis. Dia menjadi perdana menteri pada Agustus 2024 lalu dan ibu dari dua anak.
Selain itu, kecelakaan tersebut memicu kritik atas keselamatan anak-anak yang melakukan perjalanan berjam-jam melintasi provinsi melalui jalan yang terkenal dengan tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas dan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya, 20.000 orang terbunuh dan satu juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas di Thailand.(Muh/*)