posaceh.com, Kota Jantho – Sebuah moment unik terlihat di Taman Kanak-kanak (TK) di Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (29/10/2023). Puluhan ayah yang anaknya menjadi murid di TK Gampon Neuheun mengikuti lomba bercerita dongeng dan sejarah di depan para murid TK yang notabene juga anaknya.
Lomba yang sangat menginspirasi dunia pendidikan pemula serta merajut kepedulian dan kebersamaan seorang ayah dengan buah hatinya itu difasilitasi TP PKK Aceh Besar dengan leading sektor PKK Aceh. Kolaborasi dan sinergi kedua lembaga level Kabupaten dan Propinsi itu menghasilkan lomba yang benar benar kreatif dan menjadi jembatan hati antara para ayah dan anaknya.
Perhelatan yang terhitung inovatif itu berlangsung di Meunasah Gampong Neuhuen dan diikuti sebanyak 26 orang ayah. Para ayah dan para murid TK terlihat antusias. Kegiatan tersebut dihadiri seluruh murid TK, Wali murid, dan puluhan masyarakat Gampong Neuheun. “Alhamdulillah, para peserta dan warga Neuheun sendiri terlihat antusias mengikuti lomba ini. Kita hanya ingin agar terbangun komunikasi yang humanis antara orang tua dan anak, sebagai bagian untuk mewujudkan generasi emas di masa mendatang,” tutur Pj Ketua PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani SIP MM, di sela sela acara, tadi pagi.
Sebelumnya, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Ayu Marzuki, mengatakan, tujuan kegiatan lomba tersebut adalah untuk menumbuhkan peran ayah dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya di rumah. Menurutnya budaya bercerita yang dilakukan para ayah harus dihidupkan kembali. “Lewat cerita dongeng atau sejarah, para ayah bisa menyisipkan pesan moral dan nilai-nilai baik dalam kehidupan bagi anak-anaknya,” ujar Ayu.
Selain itu, dengan sering mendongeng kepada anak, hubungan emosional dengan sosok ayah akan lebih akrab.
Ayu mengatakan, peran ayah dalam mengasuh anak sangat lah penting. Sebab perilaku dan pesan yang disampaikan ayah akan lebih cepat ditiru dan diikuti anak-anak.
Di bagian lain, Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani berharap, kegiatan itu bisa mendorong masyarakat untuk mencintai budaya lokal yang sekarang sudah mulai terkikis seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini akibat generasi usia dini juga banyak dijejali dengan penggunaan Gadget atau gawai yang kadang tak terkontrol secara intens oleh orang tua. “Tentu ini tugas berat kita, bagaiama menjaga generasi kita agar tidak menjadi korban perkembangan tekhnologi,” pungkas Cut Rezky.
FOTO/ DOK PEMKAB ACEH BESAR
Cerita Kapal Nabi Nuh Dalam kesempatan tersebut, salah satu ayah dari murid TK, Muhammad Iqbal, bercerita tentang kisah Nabi Nuh. Ia bercerita bagaimana Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk meninggalkan berhala dan kembali ke jalan yang benar untuk taat kepada Allah.
Namun, karena kaumnya sangatlah membangkang, Allah menyampaikan pesan kepada nabi Nuh untuk membuat kapal besar sebab akan diturunkan bencana besar berupa banjir bandang sebagai hukuman kepada mereka yang membangkang.
Setelah kapal dirampungkan oleh Nabi Nuh, ia mengajak kaumnya yang beriman untuk naik ke kapal. Tidak hanya manusia, sang nabi juga memasukkan seluruh hewan untuk menaiki kapalnya itu. Selanjutnya banjir besar pun menerjang wilayah kaum nabi Nuh dan menenggelamkan semuanya, kecuali mereka yang naik ke kapal.
Diantara mereka yang tenggelam juga terdapat anak Nabi Nuh Sendiri yang bernama Kan’an. Ia membangkang terhadap ayahnya. Enggan mengikuti ajaran nabi dan larut dalam dosa menyembah berhala. Saat diajak nabi untuk naik ke kapal pun, ia tidak mau. “Oleh sebab itu, kita harus taat kepada Allah dan kepada orang tua agar selalu selamat dalam segala hal di dunia dan di akhirat,” pungkas Iqbal mengakhiri ceritanya.(Wahyu Desmi/*)