posaceh.com, Banda Aceh – Salah satu tokoh nasional dari Aceh, Prof. Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, putra Aceh Besar asal Piyeung Kecamatan Montasik, dipanggil ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo, Senin (30/10/2023).
Pertemuan itu menimbulkan banyak pertanyaan mengingat spekulasi resuflle kabinet di Pemerintahan Indonesia yang mencuat diberbagai media dan dunia maya.
Abdullah Sanny, merupakan guru besar di Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga konsultan dan supervisor proyek strategis yang sedang dikerjakan saat ini.
Saat dikonfirmasi Abdullah Sanny mengatakan, pertemuan tersebut banyak berdiskusi tentang proyek-proyek monumental infrastruktur kebanggaan Presiden Jokowi, seperti MRT Jakarta, LRT, dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)/ WHOOSH. Dimana Prof. Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc konsultan/ supervisor.
“Tidak ada pembicaraan ke arah menteri, Presiden hanya ingin tahu perkembangan terkait proyek strategis saja,” katanya, Selasa (31/10/2023).
Menurutnya, ada beberapa proyek yang sudah selesai, salah satunya proyek monumental kereta cepat Jakarta- Bandung yang sudah dilaunching oleh Presiden bahkan saat ini sdh digunakan publik.
“Kereta cepat Jakarta – Bandung sudah selesai, bahkan sudah bisa dinikmati oleh masyarakat,” ujar Wakil Ketua Umum ICMI Pusat itu.
Selain itu Teuku Abdullah Sanny, juga mengatakan, sebagai Wakil Ketua ICMI dirinya diminta masukan oleh Jokowi terkait situasi politik saat ini agar pemilu berjalan lancar dan aman serta terpilih Presiden dan Wakil Presiden terbaik.
“Presiden ingin pelaksanaan pemilu di Indonesia berjalan dengan baik, kita sebagai cendekiawan diminta masukan, kebetulan sebelumnya juga hadir tiga orang Capres yang akan bertarung pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang,” ucanya.
Prof Sanny, menuturkan, Presiden Joko Widodo juga mengapresiasi dan bangga atas perkembangan proyek strategis negara.
“Presiden Jokowi memberikan apresiasi atas perkambangan proyek-proyek strategis, ini juga manjadi satu kebanggaan tersendiri, karena secara perlahan teknologi di Indonesia mulai berkembang,” tutur Prof. Abdullah Sanny.
Ia menambahkan, Pertemuan yang dijadwalkan sekitar 20 menit, itu berlanjut menjadi 1 jam.
“Kami larut dalam pembicaraan yang harmonis bersama Presiden Jokowi, secara pribadi saya sangat bangga karena sebagai putra bangsa turut menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mambangun teknologi di negara ini, tak terasa pertemuan itu menjadi satu jam yang berharga,” pungkasnya.
Sebagai informasi kini Prof Abdullah Sanny juga menduduki beberapa jabatan strategis, selain Wakil Ketua ICMI, ia juga ditunjuk sebagai Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah, dan Dewan Pakar Diaspora Global Aceh (DGA), Ketua Dewan Pakar World Halal Industry Trade Aliances ( WHITA). (AMZ)