Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Aceh, Nazir Adam (kanan) menyerahkan berkas nama 20 pemain kepada pelatih kepala Fakhri Husaini di Hotel Lading, Banda Aceh,Selasa (02/02/2021). Foto : Pengprov PSSI Aceh.
posaceh.com Banda Aceh – Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Aceh, Nazir Adam menyerahkan 20 pemain kepada pelatih kepala Fakhri Husaini untuk digembleng dalam pemusatan latihan daerah (Pelatda) 2021 menghadapi PON Papua.
Penyerahan para atlet dilakukan di Hotel Lading, Banda Aceh,Selasa (02/02/2021), sekaligus memperkenalkan pelatih sebelumnya dan ofisial tim, dalam membantu tim secara umum selama Pelatda.
Sebanyak 20 pemain tersebut memperkuat tim sepakbola Aceh di Porwil XI di Bengkulu November tahun lalu, meraih medali emas dan sekaligus lolos ke PON Papua.
Tim sepakbola Aceh telah menjalani Pelatda sepanjang 2020, kembali menjalani pada 2021 ini selama 9 bulan, mulai Februari hingga September atau saat akan berangkat berlaga di Papua, ditangani langsung pelatih kepala Fakhri Husaini yang juga mantan pelatih Timnas U-16 dan 19.
Nazir menyebutkan, 20 pemain ‘alumnus’ Porwil Bengkulu tersebut merupakan atlet terbaik sepakbola Aceh saat ini. Namun layak atau tidak memperkuat tim PON nanti tergantung pelatih Fakhri Husaini.
Katanya, dalam perjalanan Pelatda masih bisa terjadi perubahan komposisi skuat, termasuk penambahan pemain baru sesuai kebutuhan tim.
Sebutnya, promosi dan degradasi pemain masih bisa terjadi selama pemusatan latihan, bahkan pelatih Fakhri meminta Asprov PSSI Aceh dapat menambah 3 hingga 5 pemain lagi, agar lebih maksimal dalam menerapkan program latihan, seperti saat latihan game
“Mengingat kuota pemain sepakbola, yang direkomendasi dari KONI Aceh untuk PON nanti hanya 20 orang, tentu kurang maksimal dalam menerapkan pola latihan,” ujarnya kepada wartawan usai penyerahan atlet, mengutip pernyataan “Coach” Fakhri Husaini saat penyerahan berkas nama pemain.
Katanya, komposisi pemain bisa saja berubah seiring perjalanan Pelatda, apalagi program pelatihan yang diterapkan pelatih Fakhri nanti berbeda dengen “kurikulum” latihan sebelumnya. (Sudirman Mansyur).
