posaceh.com, Banda Aceh – Motivasi dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Dr Musriadi SPd MPd dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan bantuan seragam sekolah komplit kepada murid SD dan siswa SMP yang merupakan anak kurang mampu di Kecamatan Ulee Kareng. Penyerahan bantuan dilaksanakan di SMP Negeri 10 Banda Aceh. Kegiatan tersebut dihadiri Kabid SD Disdikbud, Pj Kepsek SMP Negeri 10 serta orang tua murid.
Musriadi mengatakan bahwa dirinya sejak usia dua tahun, ayahnya sudah mendahului menghadap Allah, sehingga ia tinggal bersama ibunya seorang dengan keadaan yang diterpa kesulitan ekonomi.
Diceritakannya, meskipun dengan keadaan cukup sulit secara ekonomi, ia dan kelurganya bertekad kuat untuk bisa sekolah sampai dengan SMA. Saat masuk lulua sekolah SMA, ia sudah berpikir bagaimana mencari uang untuk membiayai sekolah dan kehidupannya, walaupun bekerja menjadi penjahit sepatu di pasar Ulee kareng, sebab dengan keadaan ibu seorang yang hanya seorang ibu rumah tangga dan kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja sudah sangat bersyukur.
Kita harus bangkit dari semua masalah yang kita hadapi, saya udah buktikan itu, yang bisa mengubah diri kita adalah diri kita dan pendidikan. “Mustahil saya bisa menyelesaikan kuliah S3 Doktor kalau dilihat dari kemampuan orang tua saya, tapi yakinlah Allah bersama kita,” kata Musriadi.
“Yang lebih penting belajar yang giat, minta didoakan oleh orang tua dan doakan orang tua kita yang masih hidup,” tambahnya.
Di dunia nyatanya sangat banyak dan menginspirasi. Kesuksesan bisa diraih siapapun, tanpa memandang status maupun derajat seseorang. “Kunci sukses dan Konsep hidup kalau mau sukses ke depan, menurut saya, yang pertama ihktiar, tawakal, minta restu orang tua dan saling menghargai,” kata Musriadi lagi.
Musriadi memberikan pesan moral di hadapan ratusan anak yatim dan kurang mampu beserta orang tuanya. Alhamdulillah berkat doa orang tua dan ridhai Allah dengan berbagai perjuangannya, sampai hari ini saya menjadi Wakil rakyat sebagai Anggota DPRK Banda Aceh
Menurut saya menjadi Anggota Dewan, bukan akhir dari perjuangan, melainkan awak dari perjuangan agar kita bisa saling bantu membantu seperti yang kita lakukan hari ini
Ketika kita memberikan kebahagiaan kepada orang lain, sebenarnya kita sedang membahagiakan diri sendiri. Teruslah berusaha dan berdoa. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha dan doa setiap hamba-Nya.
Jangan ragu untuk bermimpi, karena semua orang punya hak untuk itu dan bisa mewujudkan setiap mimpinya dengan doa dan usaha.
Bermula dari Kerja Keras
Berangkat dari status anak yatim pada usia 2 tahun. Setelah menyelesaikan SMA tahun 1994, karena tiada biaya, 7 tahun ia menjadi pengangguran sambil bekerja serabutan mulai dari pekerja bangunan sampai menjadi pedagang ayam potong di Ulee Kareng, Banda Aceh. Baru kemudian pada tahun 2001 atas dorongan seorang Kepala Desa di Ulee Kareng, ia melanjutkan studi sampai S3.
Hidup adalah perjuangan, dalam berjuang harus dimulai dari mimpi dan kerja keras. Tak terkecuali bagi Musriadi Bin Aswad. Lelaki kelahiran Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, 25 Agustus 1976, tak menyangka bisa melanjutkan studi sampai jenjang S3.
Pasalnya sejak tamat SMA tahun 1994, Musriadi tak langsung melanjutkan studi ke jenjang S1. Melainkan memilih kerja membantu ibunya untuk biaya pendidikan adik-adiknya.
Selama menjadi “penganggur” itu, Musriadi bekerja apa saja, mulai dari pekerja bangunan, kernet labi-labi, penjahit sepatu sampai menjadi pedagang ayam potong.
“Dari semua itu, saya terus bekerja keras, saya bermimpi untuk hidup selalu bermakna bukan saja untuk diri saya, tapi masyarakat secara umum,” katanya.
“Bagi saya, eksistensi kehidupan kita harus bermakna bagi semua orang, dengan sikap saling hormat menghormati. Karena saya sudah merasakan hidup dibawah menjadi pekerja yang kadang-kadang orang tak menghormati kita ketika berada di level bawah,” ujarnya.
Dari itu, Musriadi memasang mimpinya untuk dapat hidup selalu bermakna bagi orang disekitarnya. Ia membangun mimpinya dengan melanjutkan studi S1 pada 2001 di Universitas Serambi Mekkah setelah menjadi “penganggur” selama 7 tahun sejak selesai SMA Negeri I Krueng Barona Jaya.
Ia tidak main-main dengan mimpinya, empat tahun kemudian ia menjadi sarjana S1. Sejurus kemudian ia lanjutkan ke jenjang S2 bidang Manajemen Pendidikan di Universitas Syiah Kuala (USK). Tak tanggung-tanggung, ijazah S2 ia peroleh 18 bulan. Menjadi inspirasi tersendiri bagi mahasiswa lain ketika itu.
“Dari awal saya berdoa, supanya pendidikan S2 selesai tepat waktu, alhamdullah S2 dapat saya selesaikan dalam kurun waktu 18 bulan,” katanya.
Buah dari kerja keras dan ketekunannya, Musriadi salah satu putra Aceh yang selalu mendapatkan beasiswa dalam menempuh studi, baik dari S1, S2 maupun S3. Itu semua ia lakukan bukan hanya harus belajar yang tekun, tapi usaha untuk mendapatkan beasiswa itu penuh dengan lika-liku dan optimisme.
Dalam bidang organisasi, Musriadi termasuk salah satu putra Ulee Kareng Banda Aceh yang patut dibanggakan. Pasalnya, jiwa sosial untuk pengabdian dia kepada masyarakat bukan saja distribusi melalui jalur akademis, tapi juga dengan jalur organisasi. Musriadi terlibat aktif di sejumlah organisasi baik yang bersifat kepemudaan, agama dan sosial dengan skala regional dan nasional.(MarDG/*)