posaceh.com Banda Aceh – Masyarakat pada umumnya hanya bisa mengucapkan selamat mewakili rakyat Aceh bagi yang telah terpilih menjadi anggota DPRK, DPRA, DPD dan juga DPR-RI periode 2024-2029. Para senator Aceh ini tidak boleh melupakan janji masa kampanye saat mulai duduk di kursi dewan yang empuk.
“Kita sebagai rakyat hanya bisa mengucapkan selamat kepada anggota DPRK, DPRA, DPD dan DPR-RI yang telah dilantik menjadi anggota dewan,” kata Dr Taufiq A Rahim, seorang pakar politik dan ekonomi Aceh, di Banda Aceh, Selasa (1/10/2024).
Perihal banyaknya sorotan dari berbagai daerah seusai pelantikan anggota dewan untuk memegang mandat rakyat Aceh, Taufiq menegaskan rakyat tidak perlu berharap banyak. Dia menjelaskan secara sunnatullah dan kebiasaan dunia politik nasional dan Aceh, anggota dewan yang telah dilantik itu kembali berbakti untuk partai, keluarga dan tim pemenangan atau tim sukses (timses).
Dia menambahkan bagi partai politik pengusung, keluarga dan tim pemenangan atau tim sukses juga akan menikmati kesuksesan yang diraih oleh seorang senator. Apalagi, katanya, kursi kekuasaan legislatif baru saja diraih melalui berbagai usaha, sehingga kekuasaan legislatif dapat diduduki dengan nyaman.
Namun, janji-janji selama masa kampanye para senator yang telah terpilih itu harus diingatkan kembali, sehingga tidak dilupakan begitu saja. Dia menambahkan, seolah-olah, kedaulatan dan kekuasaan politik tertinggi pada rakyat sudah selesai dilaksanakan pada hari pencoblosan, padahal tidak demikian, karena tetap memegang amanah rakyat.
Dia menambahkan, hari-hari ini dan ke depan para senator tersebut harus tetap mengutamakan kepentingan rakyat , bukan perorangan atau golongan. Hal itu juga telah diucapkan oleh para senator itu saat acara pengucapan sumpah di gedung dewan masing-masing.
Seperti dalam pengucapan sumpah di Gedung Utama DPRA pada Senin (30/9/2024) yang dipimpin Ketua Pengadilan Banda Aceh, Dr Suharjono SH MHum. Dia mengatakan: “Disaksikan sendiri dan disadari, sumpah ini disaksikan oleh Allah SWT yang maha mendengar dan mengetahui, atas janji kepada manusia dan Allah SWT dengan keihklasan dan kejujuran.”
Diharapkan, ucapan sumpah tersebut harus disesuaikan dengan berbagai rencana kegiatan yang pro-rakyat, walaupun selama ini, anggaran untuk rakyat masih berkisar 25-30 persen dari total APBK atau APBA. Dia mengungkapkan, seperti dana aspirasi dewan atau pokir, harus kembali ke rakyat melalui skema pengelolaan yang lebih baik lagi, sehingga tepat sasaran.
“Namun, sekali lagi, kita hanya bisa mengucapkan selamat bagi anggota dewan yang secara resmi telah dilantik sebagai pemangku kekuasaan politik, yang berlaku di daerah dan negara ini,” ujarnya. “Namun, kesejahteraan rakyat harus diutamakan yang nantinya akan terlihat dari berbagai indikator kehidupan masyarakat,” harapnya.(Muh)