Andai tanpa kabel, foto “capung besi” di langit Kutaradja ini lebih menarik, namun sebuah foto seringkali terganggu oleh kabel-kabel listrik dan telepon.
Kapan Kota Banda Aceh bisa terbebas dari “jeratan” ini?
Ternyata Sahabat Pos Aceh, Orang-orang tua kita telah meramal masa depan beberapa abad sebelumnya. Sebuah narasi yang sering kita dengar “Ie lam busoe, apui lam taloe” artinya suatu saat akan tiba masa dimana air akan ada dalam pipa (air pet) dan api dalam kabel (listrik).
Namun bagaimana kalau kabel yang begitu banyak di udara dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Kabel di udara selain merusak pemandangan juga membahayakan.
Bagaimana kota masa depan?
Sebuah kabar menarik terdengar. Sebagaimana dilansir @tribunnews (1/8/2019), jaringan kabel public utilities seperti jaringan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan nantinya tidak akan lagi menggunakan tiang listrik aliran atas, namun akan menggunakan jaringan kabel yang akan ditanam di bawah tanah.
Tidak ada lagi tiang listrik, kabel listrik di atas jalan,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang dalam diskusi Dialog Nasional III Pemindahan Ibu Kota Negara, di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Bambang mengatakan, bagi sebagian orang mungkin hal ini terlihat sepele. Tapi menurutnya, perencanaan seperti itu merupakan syarat standar bagi kawasan perkotaan modern di masa depan.
Sebelumnya, Semarang sudah merencanakan bakal jadi kota tanpa kabel di udara. Dilansir kompas (14/7/2017), Semarang punya cara berbeda untuk menata kotanya. Salah satunya adalah inisiasi untuk mewujudkan kota tanpa kabel di udara.
Kabel dimaksud adalah jaringan internet yang terpasang pada tiang-tiang di ruas jalan. Mengingat, saat ini jumlah operator internet semakin meningkat.
Karena itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menggandeng Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebagai penyedia jaringan komunikasi sekaligus yang menaungi anggota jasa internet agar bisa memindahkan kabel tersebut ke bawah tanah.
Jika selama ini kita melihat jaringan kabel semrawut, karena semuanya berada di atas.
Itulah standar kota modern, tanpa kabel-kabel yang bergantungan. Begitulah juga mimpi besar kita di masa depan, Banda Aceh smart city tanpa kabel. Semoga.(Hasnanda Putra)
