Kisah Soegeng Soejono, Mahasiswa RI ‘Terbuang’ di Luar Negeri karena Dicap Komunis

  • Bagikan
Kisah Mahasiswa Indonesia yang Terbuang di Luar Negeri. Youtube/MahasiswaPL ©2021 Merdeka.com

posaceh.com,Jakarta – Kisah pengalaman hidup seorang eksil politik Indonesia bernama Soegeng Soejono, cukup menarik untuk dibahas. Ia merupakan mahasiswa Indonesia di luar negeri yang dicabut hak kewarganegaraannya pasca peristiwa bersejarah tahun 1965 karena menolak Orde Baru kemudian dicap sebagai seorang komunis.

Melalui video yang diunggah di kanal Youtube mahasiswaPL, Soegeng pun menceritakan bagaimana awal kisah dirinya menjalani hidup di Kota Praha, Republik Ceko hingga saat ini. Berikut informasi selengkapnya:

Awal Mula Dapat Beasiswa

Dalam video yang dibagikan, Soegeng bercerita bagaimana awal mula dirinya bisa sampai mendapat beasiswa untuk belajar di luar negeri. Pada saat itu, Soegeng mengatakan bahwa ia merantau ke Ibukota Jakarta selepas lulus SMA. Ia disebut tak bisa melanjutkan pendidikan karena kedua orang tuanya tidak lagi memiliki biaya.

Di Jakarta, Soegeng mengatakan bahwa dirinya sempat menjalani berbagai pekerjaan. Hingga pada akhirnya ia dipertemukan dengan Soemarno Sosroatmodjo yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jakarta.

“Dulu saya bekerja dan aktif di Palang Merah Indonesia yang dulu dipimpin gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo. Karena beliau mungkin melihat saya aktif dan paling bocah di sana terus ditanya kenapa enggak sekolah. Terus disuruh daftar di Universitas Indonesia beliau yang mau biayain tapi saya enggak mau. saya bilang ‘pak saya tidak mau nanti ada utang budi sampai saya mati secara pribadi dengan bapak’ terus ditanya solusi saya bagaimana,” kenang Soegeng.

Sempat menolak tawaran kuliah dari Gubernur Jakarta, Soegeng kemudian meminta Soemarno untuk memberinya surat rekomendasi agar bisa mengikuti seleksi beasiswa kuliah di luar negeri.

“Terus saya bilang ‘bapak kan sebagai gubernur punya jatah untuk menyekolahkan mahasiswa ke luar negeri’ jadi saya bilang kalau bapak mau kasih rekomendasi saya akan coba ikut (seleksi),” kata Soegeng.

Putuskan Pergi ke Ceko

Awalnya, Soegeng mengikuti seleksi untuk bisa berkuliah di Jepang. Namun, ia gagal karena kuota mahasiswa untuk pergi ke negeri sakura itu sudah penuh. Kemudian, Soemarno menyarankan Soegeng untuk kembali mengikuti seleksi dan memilih negara tujuan Ceko.

“Terus bapak itu (Soemarno) bilang ke Ceko aja katanya, datang ke sini September 1963 terus masuk satu tahun di (belajar) bahasa Ceko. Dan kembali ke sini (Praha) tahun 1964 mulai kuliah,” kata Sugeng.

Pria yang sempat kuliah di Universitas Nasional (Unas) Jakarta, ini kemudian diketahui menjalani pendidikannya di Charles University dan mengambil dua jurusan yakni Ilmu Pendidikan dan Ilmu Kejiwaan untuk Anak-Anak.

Awal Mula Dirinya Dituduh Komunis

Tepat pada tanggal 30 September 1965, Soegeng bercerita bagaimana ia dan rekan WNI lain kaget ketika mendengar adanya kabar pembunuhan para jenderal. Namun, ia dan rekan-rekannya masih belum mengetahui pasti apa yang terjadi di Tanah Air mengingat akses informasi pada saat itu masih terbatas.

Hingga akhirnya, satu minggu setelah kejadian itu Soegeng bersama 200-an mahasiswa Indonesia lain dipanggil untuk melakukan screening.

“Seminggu setelah itu, kita mendapat panggilan pelajar itu di screening satu per satu dengan satu pertanyaan ‘apakah saudara setuju dengan orde baru’ waktu itu saya jawab ‘saya tidak tahu apa itu orde baru kalau saudara bisa terangkan saya akan tahu apa itu’ jawabnya ‘ya itu sekarang yang berkuasa di Indonesia’,” kata Soegeng.

“Saya bilang kalau yang dimaksudkan itu saya tidak bakal setuju karena informasi yang saya dapat terjadi suatu kekerasan pembunuhan orang yang dianggap komunis, dan itu tanpa ada proses hukum. Saya bilang saya tidak setuju karena dengan begitu rezim yang baru ini tidak menghargai Hak Asasi Manusia,” tambahnya.

Dituduh Komunis & Tak Punya Kewarganegaraan

Karena jawaban itulah, Soegeng kemudian dituduh sebagai seorang komunis. Ia kemudian diminta untuk segera pulang ke Indonesia. Namun, Soegeng menolak dikarenakan ia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya apabila kembali ke Indonesia setelah dicap sebagai seorang komunis.

“Terus katanya ‘saudara harus pulang kalau tidak maka passpor-nya tidak akan diperpanjang’ dengan begitu saya menjadi orang yang tidak berkewarganegaraan,” kata Soegeng.

“(Kenapa tidak pulang) dulu itu orang yang dituduh saja (sebagai komunis) langsung di (eksekusi) lah saya ini terag-terangan menyatakan melawan, kalau saya pulang (ke Indonesia) ya gimana,” tambahnya.

Memutuskan Mengambil Kewarganegaraan Ceko

Selama puluhan tahun Soegeng disebut hidup tanpa memiliki kewarganegaraan. Selama itulah ia meminta perlindungan suaka politik dari Republik Ceko. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil status kewarganegaraan sebagai warga negara Ceko.

“Umur 24 saya baru datang ke Ceko. Enggak ngira bahwa sebagian besar hidup saya akan (dihabiskan di sini), enggak ngira sama sekali,” tuturnya.

sumber : merdeka.com

  • Bagikan