posaceh.com, Banda Aceh – Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry, Prof. Kusmawati Hatta, MPd mengungkapkan bahwa pelatihan kewaspadaan terhadap narkoba perlu terus dilaksanakan secara rutin.
“Saya berharap semoga kegiatan ini setiap tahunnya bisa dilaksanakan dengan tema dan sistem yang berbeda-beda, karena narkoba ini saya rasa sudah tidak asing, mengingat Aceh termasuk salah satu daerah yang angka penggunaan dan pengedarannya cukup tinggi. Oleh sebab itu, pelatihan seperti ini harus terus berlanjut di setiap tahun,” ujar Prof. Kusmawati dalam sambutannya saat membuka acara pelatihan Kewaspadaan Narkoba untuk dosen dan mahasiswa, di aula kampus FKD UIN Ar Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Senin (20/5/2024).
Ia menekankan pentingnya pemahaman dan kewaspadaan terhadap narkoba, mengingat dampak yang ditimbulkan sangat merugikan. Ia menyebutkan bahwa orang yang berhubungan dengan narkoba hanya memiliki dua pilihan: cepat kaya atau cepat meninggal.
“Orang yang berhubungan dengan narkoba, cepat kaya jika dia hanya menjadi pengedar dan tidak menggunakannya. Maka, sekarang tidak heran orang-orang mengambil jalan pintas untuk mengedarkannya. Cepat meninggal jika pecandunya terus menggunakan tanpa ada bimbingan, seperti rehabilitasi dan bantuan sejenisnya,” tambahnya.
Sementara itu, seorang narasumber, Zulfan, berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Zulfan, yang merupakan mantan pecandu yang berhasil pulih, menekankan bahwa hanya pecandu yang benar-benar paham dengan kondisi pecandu lainnya.
“Setelah kami benar-benar pulih dan keluar dari Panti Rehabilitasi di Bogor, BNN merekrut kami untuk bergabung dan membantu adik-adik agar bisa keluar dan pulih seperti kami, karena hanya pecandulah yang paham dan mengerti dengan pecandu,” ujarnya.
Zulfan juga menambahkan bahwa yang dibutuhkan oleh pecandu adalah rehabilitasi, bukan sekadar ditangkap, dipukuli, dihukum, kemudian dipenjara. Menurutnya, pendekatan tersebut tidak membantu pecandu untuk keluar dari zona kecanduan.
“Pecandu narkoba itu butuh rehabilitasi, bukan hanya sekadar ditangkap, dipukuli, dihukum kemudian dipenjara. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang dibutuhkan oleh pecandu narkoba adalah ilmu dan bimbingan agar dia bisa keluar dari kecanduan itu,” tegasnya.
Sebagai informasi lainnya, kegiatan pelatihan yang mengangkat tema “Mengenal dan Mencegah Penggunaan NAPZA di Lingkungan Kampus” tersebut berlangsung dengan lancar dan menghadirkan dua pemateri, yaitu Syahrul dan Zulfan. Mereka memberikan materi yang sangat bermanfaat bagi para peserta, terutama dalam hal mengenali tanda-tanda penggunaan narkoba dan cara pencegahannya.
Acara ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran yang lebih dalam kepada dosen dan mahasiswa tentang bahaya narkoba serta pentingnya peran aktif dalam pencegahannya di lingkungan kampus.(Wahyu Desmi/*)