posaceh.com, Banda Aceh – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem Islam di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah di Aceh.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan kerja sama tersebut terutama bertujuan untuk meningkatkan layanan perbankan syariah di ekosistem pesantren.
“Bersama YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, BSI memfasilitasi pembayaran biaya sekolah siswa dan mendukung operasional sekolah melalui berbagai fasilitas perbankan,” ucapnya, Selasa (14/11/2023).
Ia mengatakan, di luar lingkup bisnis, kerja sama juga merambah ke aspek sosial, ditandai dengan donasi BSI sebesar Rp500 juta. Kontribusi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan fasilitas pendidikan dan kesempatan belajar bagi mahasiswa di YLPI Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah.
“Ini merupakan tindakan nyata yang menunjukkan dukungan dan komitmen BSI terhadap pengembangan ekosistem pesantren, termasuk sumber daya manusianya. Dengan menyediakan infrastruktur pendidikan yang representatif, BSI bertujuan agar pesantren menjadi hub literasi dan pengembangan ekonomi di komunitasnya,” ungkap Hery.
Menurutnya, sebagai lembaga perbankan berbasis syariah, BSI terus berupaya meningkatkan peran dan kontribusinya terhadap pengembangan keuangan dan ekonomi syariah, termasuk dukungan terhadap perekonomian berbasis pesantren.
Dalam konteks yang lebih luas, Hery menjelaskan bahwa sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam ekosistem Islam. Negara ini juga diperkaya dengan infrastruktur pendidikan Islam yang substansial. Data Puslitbang Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Tahun 2020 & 2021 mengungkapkan, dari 11.868 pondok pesantren yang disurvei, mayoritas sudah memiliki usaha atau usaha sendiri, dan hanya sedikit yang belum mendirikan usaha.
“Dari jumlah tersebut, 90,48% sudah memiliki usaha, sedangkan sisanya belum merambah dunia usaha. Potensi ini perlu dioptimalkan untuk memperkuat keuangan syariah di Indonesia dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan perekonomian negara,” tambah Hery.
Dalam upaya memaksimalkan potensi ekonomi dan layanan perbankan syariah, BSI fokus pada lebih dari 18.000 calon pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil untuk mendukung percepatan implementasi ekosistem Islam di Tanah Air.
Hingga Juli 2023, data Kementerian Agama RI mencatat total terdapat lebih dari 39.000 pesantren di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 4 juta santri. Hery menegaskan, pesantren dinilai menjadi fokus utama untuk menciptakan dampak positif bagi pengembangan pasar dan ekosistem syariah.
“Pondok pesantren mempunyai peran strategis dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah di tanah air. Oleh karena itu, kami terus mengkaji skema yang tepat dan efisien agar pesantren dapat memberikan kontribusi yang lebih besar,” tegas Hery.
Hingga saat ini, BSI telah bermitra dengan lebih dari 8.000 pesantren di Indonesia. Berbagai inisiatif pengembangan ekonomi di lingkungan pesantren meliputi pembiayaan Pertashop, dukungan terhadap UKM dan Agen Pintar BSI, serta layanan keuangan tanpa cabang untuk keuangan inklusif. BSI aktif mendukung pengelolaan masjid dan mendorong kewirausahaan melalui BSI Entrepreneur Talent Program bagi santri pesantren.
“Pondok merupakan salah satu ekosistem syariah yang terus dibina BSI sebagai upaya memperluas pasar keuangan syariah dan meningkatkan inklusi perbankan syariah di Indonesia,” jelas Hery.
Hery menuturkan, BSI juga telah berkolaborasi dalam membangun ekosistem masjid di Indonesia, bermitra dengan Dewan Masjid Indonesia di QRIS untuk donasi dan sedekah di lebih dari 50.000 masjid, serta mempromosikan literasi keuangan syariah di pesantren dan universitas.
Dalam rangka penguatan ekosistem ZISWAF (Zakat, Infaq, Sadaqah, Wakaf), BSI berkomitmen memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui sinergi dengan BAZNAS (Badan Zakat Nasional) dan Unit Pengelola Dana Abadi (UPZ BSI) BSI melalui BSI Maslahat.
“Hingga September 2023, BSI dipercaya mengelola dana pihak ketiga (DPK) di ekosistem pesantren yang berjumlah total Rp 928 juta. Upaya ini sejalan dengan visi BSI untuk terus berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi syariah dan inklusi keuangan di Indonesia melalui sinergi yang kuat dengan lembaga-lembaga Islam, termasuk pesantren,” pungkasnya.(Wahyu Desmi/*)