Opini

Al Fatani Darussalam, Cetak Insan Qurani Bersanad

1491
×

Al Fatani Darussalam, Cetak Insan Qurani Bersanad

Sebarkan artikel ini
Muhammad Syarif SHI MH

Oleh Bung Syarif*

Dayah Al Fatani Darussalam adalah satu Dayah Tahfidz bersanad di Kota Banda Aceh. Dayah yang dipimpin seorang ulama lulusan Al Fatani, Thailand, bernama Tgk Auliansyah, MA semakin diminati oleh para santri yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Mendengar sebutan Al Fatani, saya teringat salah seorang ulama yang bernama Syeikh Ahmad Al Fatani, tokoh kelahiran 10 April 1856 di Pattani, Thailand Selatan, yang berjasa besar dalam memajukan ilmu kedokteran Islam di kawasan Asia Tenggara.

Lebih dari 160 judul buku di bidang kedokteran telah ia tulis. Namanya pun didaulat sebagai orang Melayu pertama yang mahir dalam Ilmu Tabih dan mendapat pendidikan khusus di bidang tersebut.

Syeikh Ahmad Al Fatani mengembara ke berbagai negara. Ia mendalami berbagai disiplin ilmu di antaranya politik pemikiran Islam, pemerintahan, ekonomi, teknologi, sosiologi, sejarah, geografi, kaligrafi, dan pertanian.

Pemikiran Syeikh Ahmad Al Fatani juga mahir bahasa Arab, sehinga pemerintahan Ottoman di Makkah mendaulatnya sebagai Tim Ahli Bahasa Arab dan Melayu pada 1884.

Apakah sebutan Dayah Al Fatani Darussalam ini ada korelasi dengan Syeikh Ahmad Al Fatani, Thailand? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Yang pasti tentunya Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Banda Aceh, Tgk Auliansyah, sebagai pemilik dayah tersebut yang paling paham.

Pimpinan Dayah Al Fatani Darussalam Tgk. Auliansyah (kiri) dan Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop). (Foto: Dok. Ist.)

Tgk Auliansyah tentunya punya tradisi minum kopi khusus yang diracik secara spesial, saya menyebutnya kopi “sehat ala habaib”. Kopi yang selalu diberikan oleh tuan guru Tgk Auliansyah kepada tamu istimewa, rasanya nikmat, wangi dan harum.

Mungkin ini pertanda baik, karena ada percikan aura keturunan Nabi yang tinggal di daerah lembah Hadhramaut, Yaman yang sering bersilaturrahmi dengannya.

Di bulan suci Ramadhan yang penuh hikmah ini, Tgk Auliansyah seringkali mengimani shalat Isya dan Taraweh Jamaah Masjid Baiturrahim, Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa.

Hafidz 30 Juz ini, lantunan ayat sucinya enak didengar, makrajil hurufnya jelas, iramanya seperti lantunan padang pasir.

Kami merasa nyaman saat diimani shalat oleh tuan guru al hafidz bersanad. Isian kajian keagamaannya mantap. Kalau kata punggawa, bernas dan nendang banget.

Alhamdulillah kini Masjid Baiturrahim sudah bermetamorfosis, menghadirkan para guru dan pimpinan dayah untuk menjadi imam dan penceramah. Langkah baik dalam menarasikan pesan dakwah yang guyub dan aduhai.

Semoga langkah ini diikuti oleh seluruh Masjid yang ada di Kota Banda Aceh. Jika Imam dan pendakwahnya guyub maka jamaah pasti senang dan nyaman. Hindari pendakwah yang memecah belah umat. Takbir!

* Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, KAHMI Aceh, DPW Syarikat Islam Aceh, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I.